Langsung ke konten utama

Pembelaan Terhadap Doktrin Tritunggal

Oleh: Muriwali Yanto Matalu

Makalah ini disajikan di dalam acara Dialog Lintas Agama yang diadakan pada hari Sabtu, 8 Maret 2014, di Universitas Widya Gama Malang. Tema: Menguji Keabsahan Teologis antara Tauhid dan Tritunggal.

PENDAHULUAN
Pertama-tama saya akan menyatakan posisi saya di dalam dialog ini, bahwa dialog semacam ini hanya bermanfaat jika kita lakukan dengan satu prinsip yang benar. Prinsip itu adalah prinsip toleransi. Apakah toleransi itu? Penganut paham pluralisme baik dari pluralisme Kristen atau Islam atau Hindu dan Budha, mengatakan bahwa semua agama adalah sama. Jika semua agama sama maka marilah kita tidak usah ribut-ribut dan marilah kita bekerja sama. Inilah toleransi bagi mereka. Namun toleransi semacam ini saya tolak dengan tegas. Ini bukan toleransi, tetapi satu kompromi yang mengorbankan dan bahkan memperkosa hakekat masing-masing agama. Islam menegaskan Tauhid. Kristen percaya kepada Allah Tritunggal. Hindu meyakini Brahman (pada hakekatnya perjuangan manusia adalah bergerak dari atman [diri] menuju kepada Brahman [alam semesta]). Budha menyatakan bahwa pergerakan itu adalah dari atman kepada an-atman (ketiadaaan diri atau Nirwana). Di manakah letak kesamaannya?
Toleransi yang saya ingin perjuangkan di sini adalah bahwa kita harus mengakui bahwa agama kita berbeda. Iman kita berbeda, Kitab Suci berbeda, dan Tuhan yang kita sembah berbeda. Walaupun demikian, di dalam perbedaan keyakinan kita tersebut, marilah kita saling mengakui dan menerima perbedaan iman kita masing-masing serta menjalin satu sikap persahabatan yang hangat di antara satu dengan yang lainnya. Bukankah kita dapat minum kopi bersama sambil mendiskusikan perbedaan kita bahkan memperdebatkannya? Bukankah orang Islam dan orang Kristen, bahkan juga dengan orang Hindu, Budha dan Konghucu, dapat berbagi sepotong singkong goreng, tertawa bersama, sambil bercerita dengan hangat walaupun Tuhan kita berbeda? Saya berkata, bahwa hal semacam ini 1000% dapat dilakukan. Karena keyakinan akan hal itulah maka saya memenuhi undangan panitia untuk datang berdialog.
Materi ini saya bagi di dalam tiga bagian. Yang pertama membicarakan dasar Alkitab doktrin Tritunggal, lalu yang kedua memberikan pembelaan teologis dan filosofis, dan kemudian ditutup dengan kritik terhadap paham Unitarian.
 
DASAR ALKITAB
Saya hanya akan mengutip beberapa ayat Alkitab di dalam makalah ini. Dalam Kejadian 1:26 ditulis, ”Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa kita, ...”. Di sini Tuhan menyebut diri-Nya dengan kata ganti orang pertama jamak. Ada yang mengatakan bahwa di sini Tuhan hanya menggunakan kata jamak ”kita” dengan maksud sebagai sebuah penghormatan. Namun ini sangat keliru. Di dalam adat kita sebagai orang Timur, seseorang dapat menggunakan kata ”kami” saat memberikan sambutan sebagai kata ganti dirinya, yang seharusnya ”aku” atau ”saya,” demi menghormati para pendengar di hadapannya. Pertanyaannya, demi menghormati siapakah Allah sehingga menggunakan kata ”kita”? Menghormati malaikat-malaikat? Ini adalah satu penghujatan, karena malaikat hanyalah ciptaan. Adalah lebih terhomat jika Tuhan menggunakan kata ”Aku” di hadapan para malaikat.  
Penafsir-penafsir yang lain mengatakan bahwa Tuhan sedang berdiskusi dengan malaikat-malaikat ketika akan menciptakan manusia. Atau, bahwa kata ”kita” menunjuk kepada sidang surgawi (malaikat-malaikat di sekeliling Tuhan). Tafsiran ini benar-benar keliru, karena para malaikat sedikit pun tidak mempunyai hak untuk berunding dengan Tuhan dalam hal penciptaan manusia. Alasannya adalah bahwa malaikat-malaikat itu merupakan hamba atau pelayan yang diciptakan oleh Allah. Sama sekali tidak benar jika Allah yang mahakuasa, mahatahu, bijaksana, serta berdaulat dalam segala hal, berunding dengan malaikat ketika menciptakan manusia. Satu alasan yang paling mungkin mengapa Tuhan menyebut diri-Nya ”Kita” adalah karena Pribadi-Nya memang jamak.
Di dalam Ulangan 6:4 dikatakan, ”Dengarlah hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!” Kata esa di situ berasal dari kata Ibrani echad yang tidak memiliki pengertian satu atau tunggal secara mutlak, tetapi memiliki pengertian satu sebagai satu kesatuan (Inggris: unity). Kata echad ini berbeda dengan kata yachid yang memiliki arti tunggal dalam pengertian benar-benar satu. Kata ini dipakai misalnya di dalam Kejadian 22:2, di mana Tuhan memerintahkan Abraham untuk mengambil anaknya yang tunggal yakni Ishak untuk dipersembahkan.
Di dalam Perjanjian Baru kejamakan Pribadi Allah yang echad itu, dinyatakan dengan jelas di dalam Matius 3:16-17, dimana Anak dibaptis oleh Yohanes, Roh Kudus turun dalam rupa burung merpati, dan Allah Bapa berfirman dari Sorga.

PEMBELAAN TEOLOGIS DAN FILOSOFIS
Allah dapat dipahami dan dikenal secara analogi
Iman Kristen percaya bahwa Allah tidak mungkin dapat dimengerti dengan tuntas, oleh karena manusia yang terbatas tidak mungkin dapat memahami secara tuntas Allah yang tidak terbatas. Walaupun demikian iman Kristen percaya bahwa sejauh Allah telah mewahyukan diri-Nya (di dalam Alkitab, di dalam Yesus Kristus, dan di dalam alam ciptaan), maka kita dapat mengenal dan memahami Dia sejauh itu.
Melalui wahyu Tuhan maka kita dimungkinkan untuk memahami dan mengenal Dia secara analogi. Artinya bahwa ada penggambaran atau jejak-jejak Allah di dalam ciptaan. Saya menolak dengan tegas jika ada yang mengatakan bahwa  analogi di dalam ciptaan dapat menggambarkan Allah Tritunggal dengan sempurna. Saya tegaskan bahwa analogi apa pun tidak akan dapat menggambarkan Tritunggal dengan sempurna. Tetapi prinsip-prinsip yang ada di dalam wilayah ciptaan yang terbatas, dapat secara terbatas memberikan kepada kita pemahaman mengenai Tritunggal. Mengapa demikian? Karena segala sesuatu diciptakan oleh Allah Tritunggal. Poin-poin berikut di bawah ini adalah prinsip-prinsip yang Tuhan sudah berikan di dalam ciptaan, yang memungkinkan kita untuk memahami Dia. 

Apakah ketunggalan yang bersifat mutlak itu eksis?
Tesis saya adalah bahwa apa pun yang eksis tidak pernah eksis secara mutlak tunggal. Apa pun yang ada, selalu berada di dalam satu prinsip yakni prinsip kesatuan (unity) dan keragaman (diversity). Sebagai contoh, apakah saya, Muriwali Yanto Matalu, adalah satu pribadi yang tunggal secara mutlak? Saya jawab tidak. Saya yang satu ini, merupakan satu kesatuan dari tubuh dan jiwa saya. Tubuh saya merupakan satu kesatuan dari berbagai anggota dan elemen tubuh saya. Dan bahkan anggota-anggota tubuh saya masih dapat dijelaskan keragaman elemen-elemen kimianya. Demikian juga dengan jiwa saya yang merupakan kesatuan dari elemen-elemen seperti pikiran, emosi, kehendak, hati nurani, kerohanian dan sebagainya. Dan salah satu dari elemen-elemen ini juga tetap tidak dapat disebut sebagai satu ketunggalan yang mutlak. Pikiran saya, sebagai contoh, masih dapat disebutkan lagi keragamannya, misalnya pikiran saya yang berfungsi mengelola bahasa, seni, dan sastra yang dapat dibedakan dari pikiran saya yang mengelola hal-hal yang bersifat logis dan pasti.
Bawalah kepada saya benda atau apa saja yang memiliki keberadaan, maka saya akan menunjukkan bahwa benda-benda atau keberadaan-keberadaan tersebut adalah satu sekaligus jamak (unity and diversity). Mengapa prinsip semacam ini menjadi niscaya di dalam wilayah ciptaan? Jawabannya adalah karena Allah yang sudah menciptakan mereka adalah Allah yang Satu tetapi di dalam diri-Nya sendiri memiliki keragaman. Pertama, keragaman sifat (seperti mahakuasa, mahatahu, mahakasih, mahahadir dsb.), dan kedua keragaman Pribadi. Maka saya tegaskan bahwa apa pun yang eksis atau berada selalu berada di dalam prinsip echad dan bukan yachid.
Jadi, ketika Allah memerintahkan Abraham untuk mempersembahkan anaknya yang tunggal (Kej. 22:2), maka kata yachid (tunggal) yang dimaksud adalah bahwa anak Abraham yang lahir dari rahim Sara itu hanya satu (satu-satunya) dan tidak ada anak yang lainnya. Istilah yachid (tunggal) di dalam ayat ini sama sekali tidak bermaksud menyatakan bahwa Ishak itu adalah yachid di dalam pengertian bahwa Ishak di dalam dirinya sendiri adalah bersifat tunggal secara mutlak. Tidak! Ishak itu sendiri, di dalam dirinya, bersifat echad, karena Ishak yang adalah satu pribadi di dalam dirinya sendiri memiliki keragaman tubuh dan jiwa, dst.
Mengapa semua yang eksis atau berada selalu berada dengan prinsip echad dan bukan yachid? Jawabannya tentu karena Allah yang menciptakan mereka adalah echad (satu atau tunggal, namun di dalam dirinya memiliki keragaman sifat dan Pribadi).

Mengapa Tritunggal hanya tiga Pribadi dan mengapa tidak kurang atau lebih?
Dalam keragaman pribadi Tritunggal yang berada dalam satu kesatuan tersebut terdapat satu persekutuan yang hidup, di mana masing-masing Pribadi saling bersekutu, saling berkomunikasi, dan saling mengasihi satu dengan yang lainnya.
Harus saya tambahkan bahwa keragaman Pribadi Tritunggal hanya tiga. Mengapa hanya tiga? Hal ini disebabkan oleh karena sebuah persekutuan mutlak hanya memunculkan tiga pihak. Persekutuan kasih memang bisa diwujudkan oleh hanya dua pihak. Misalnya saya mengasihi anak saya. Saya menjadi subyek dan anak saya menjadi obyek atau sebaliknya. Tetapi relasi kasih semacam ini belum sempurna. Harus ada pihak ketiga yang mengamati, menyaksikan, dan turut bersukacita atas hubungan kami. Nampaknya hal ini adalah hal yang alamiah bagi persekutuan kasih. Pernahkah Anda membanggakan pacar Anda dan memperkenalkannya kepada teman Anda tanpa dia (pacar Anda) meminta Anda untuk melakukan hal itu? Mengapa Anda melakukan hal itu? Kelihatannya Anda senang jika ada pihak ketiga yang mengamati, menyaksikan, dan ikut bergembira atas hubungan Anda dan pacar Anda. Jadi alamiah bukan, jika relasi kasih menampilkan sifatnya yang ketigaan? Dan, saya menyimpulkan bahwa persekutuan kasih itu bersifat ketigaan (trinal).
Itu sebabnya angka tiga merupakan angka persekutuan (fellowship) dan inilah yang menjadi alasan mengapa keragaman Pribadi Tritunggal hanya tiga, tidak kurang dan tidak lebih.

Tritunggal memiliki tiga Pribadi namun berada di dalam satu kesatuan yang tidak terpisah
Mengapa hal ini dapat terjadi? Mengapa orang Kristen berkata bahwa Allah yang satu itu di dalam diri-Nya memiliki tiga Pribadi yang berbeda, namun ketiganya tidak terpisah? Apakah hal ini logis? Jawabnya mutlak logis. Mengapa demikian? Karena Allah itu memiliki sifat tidak terbatas. Jika Allah Bapa adalah Allah sepenuhnya, maka Dia tidak terbatas. Demikian juga dengan Allah Anak dan Allah Roh Kudus. Jika Allah Bapa itu tidak terbatas, maka secara tidak terbatas Dia berada di dalam dalam Anak dan di dalam Roh Kudus. Demikian juga jika Anak adalah Allah yang tidak terbatas maka secara tidak terbatas Dia juga berada di dalam Bapa dan Roh Kudus. Demikian juga dengan Roh Kudus yang berada secara tidak terbatas di dalam Bapa dan Anak. Jika ketiga Pribadi yang Mulia ini masing-masing saling meliputi, saling hadir, dan saling tinggal di dalam Diri Mereka masing-masing satu dengan yang lainnya secara sempurna dan tidak terbatas, maka kita sama sekali tidak dapat membicarakan mengenai tiga Pribadi yang terpisah. Ketiga Pribadi ini adalah satu kesatuan (echad) yang tidak dapat dipisahkan.
Dengan demikian dengarlah hai orang Kristen, “Yehovah, Allah kita itu esa (echad). Dia adalah satu Allah yang tunggal karena di luar diri-Nya tidak ada Allah yang lain, namun di dalam diri-Nya sendiri Dia adalah Allah yang ber-Pribadi Tiga: Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Bukan membentuk tiga Allah, tetapi satu kesatuan (echad) Allah yang tak dapat dipisahkan, namun satu Pribadi dapat dibedakan dengan jelas dari Pribadi-Pribadi yang lainnya. Dialah Allah kita.”

KRITIK TERHADAP PAHAM UNITARIAN
Saya menghindarkan diri dari menggunakan istilah Tauhid, dan lebih suka untuk menggunakan istilah Unitarian di dalam bagian ini. Berikut ini dua problem yang tidak memiliki solusinya di dalam paham Unitarian.

Pertama, Allah Unitarian adalah Allah yang tidak memiliki kesadaran
Dengan tegas saya harus mengatakan bahwa Allah Unitarian adalah Allah yang tidak memiliki kesadaran. Mengapa demikian? Perhatikan penjelasan di bawah ini dengan teliti!
Shedd mengatakan:

 All consciousness implies of subject and object: a subject to know and an object to be known. If there be a subject but no object, consciousness is impossible. And if there be an object but no subject, there can be no consciousness. Mere singleness is fatal to consciousnes. I cannot be conscious of a thing  unless there is a thing to be conscious of. Take away all object of thought, and I cannot think.[1]

Terjemahannya:

Semua kesadaran meliputi subyek dan obyek: sebuah subyek untuk mengetahui dan sebuah obyek untuk diketahui. Jika ada subyek tetapi tidak ada obyek, kesadaran menjadi mustahil. Dan jika ada obyek tetapi tidak ada subyek, maka tidak ada kesadaran. Hanya ada salah satunya saja adalah fatal untuk kesadaran. Saya tidak dapat menyadari sebuah benda jika tidak ada sebuah benda untuk disadari. Ambil semua obyek dari pikiran, maka saya tidak dapat berpikir.  

Pernyataan Shedd tersebut sangat jelas. Tidak mungkin ada kesadaran jika hanya ada subyek tetapi tidak ada obyek, atau sebaliknya hanya ada obyek tanpa subyek. Jika seluruh obyek diambil dari diri kita, maka tidak ada hal lagi yang bisa dipikirkan, dan jika tidak ada hal yang bisa dipikirkan maka kesadaran tidak mungkin terjadi.
Shedd juga membedakan antara kesadaran dan kesadaran akan diri. Dalam Dogmatic Theology, Shedd dengan sangat menarik menjelaskan bahwa kesadaran (consciousness) bersifat keduaan (dual) yakni terdiri dari diri sebagai subyek yang sedang berpikir, dan obyek di luar diri yang sedang dipikirkan. Sedangkan kesadaran akan diri (self consciousness) bersifat ketigaan (trinal) yakni diri sebagai subyek yang sedang berpikir, diri sebagai obyek yang sedang dipikirkan dan diri sebagai pembeda antara diri sebagai subyek yang sedang berpikir dan diri  sebagai obyek yang sedang dipikirkan.[2]
Jika allah Unitarian hanya memiliki satu pribadi, maka sebelum ada obyek yang lainnya, yakni seluruh ciptaan - sebelum segala sesuatu diciptakan - maka bagaimana kesadarannya bisa eksis? Jika tidak ada obyek di luar diri untuk dikontemplasikan, maka kesadaran allah yang demikian sebenarnya menjadi tidak mungkin. Untuk menjawab keberatan ini, penganut Unitarian mungkin akan berkata bahwa Allah Unitarian menjadi subyek yang menyadari sekaligus menjadi obyek yang disadari. Jika jawabannya demikian, maka itu adalah kesadaran akan diri (self consciousness) dan bukan kesadaran (consciousness). Tetapi Allah yang hanya memiliki kesadaran akan diri dan tidak memiliki kesadaran (berkaitan dengan obyek di luar diri), bagaimana caranya dia sadar tentang segala kemungkinan terjadinya sesuatu hal di luar diri? Jika dia tidak memiliki kesadaran tentang terjadinya sesuatu hal di luar diri, maka Allah tersebut tidak mungkin mampu untuk mencipta sesuatu obyek di luar diri. Problema yang lain adalah bahwa tidak mungkin kesadaran akan diri (self consciousness) eksis, jika kesadaran (consciousness) tidak ada.  Sekali lagi, jika kesadaran tidak eksis, maka kesadaran akan diri menjadi mustahil.
Namun dalam Allah yang Tritunggal problema ini teratasi.  Sebelum segala sesuatu di luar diri Allah diciptakan (yakni yang akan menjadi obyek yang disadari), maka ketiga Pribadi Tritunggal, masing-masing bisa  menjadi subyek yang menyadari dan obyek yang disadari. Di sini kesadaran dimungkinkan, dan jika kesadaran dimungkinkan maka secara otomatis kesadaran akan diri juga menjadi mungkin.

Kedua, Allah Unitarian adalah Allah yang tidak memiliki kasih
Allah Unitarian bukan saja tidak memiliki kesadaran, tetapi juga tidak mungkin memiliki kasih. Siapakah yang menjadi obyek kasih Allah Unitarian sebelum segala sesuatu diciptakan jika dia hanya satu pribadi, dan dengan demikian hanya terdiri dari subyek saja? Dimanakah obyek kasihnya? Bukankah kasih bisa terwujud jika ada subyek yang mengasihi dan obyek yang dikasihi?
Sekali lagi hanya Allah Tritunggal saja yang dapat mengatasi kesulitan ini, yakni bahwa dalam kekekalan, Bapa, Anak dan Roh Kudus, masing-masing bisa menjadi subyek yang mengasihi, obyek yang dikasihi, dan pihak ketiga yang mengamati dan turut bersukacita di dalam kasih antara subyek dan obyek.  Jika kita melihat ordo logisnya, maka Bapa selalu menjadi yang pertama, Anak yang kedua, dan Roh Kudus yang ketiga. Oleh karena itu, maka sangat mungkin bahwa yang menjadi subyek dan obyek kasih adalah Bapa dan Anak secara bergantian, dan Roh Kudus mungkin selalu menjadi pihak yang ketiga dalam persekutuan kasih Tritunggal.




[1] William G. T. Shedd, Dogmatic Theology (Phillipsburg, New Jersey: P&R, 2003)  169.
[2] Ibid, 175.

Komentar

  1. Apakah Bapak bisa membenarkan iman ahli taurat yang tidak percaya tritunggal ?

    Kalau tidak bisa membenarkan, mengapa Yesus membenarkan pernyataan iman ahli taurat ?

    Markus 12:32, 34 Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia.
    Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Dan seorang pun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam,
      1. Jelas iman Kristen tidak membenarkan iman ahli Taurat, karena iman yang benar menurut iman Kristen haruslah kepada Yesus Kristus dan dengan demikian bersifat Trinitas. Perbedaan siginifikan antara orang Yahudi dan Kristen adalah pada poin mengenai Yesus Kristus. Orang Yahudi menganggap Yesus Kristus sebagai penghujat Allah, itu sebabnya mereka menyalibkan Dia. Tetapi orang Kristen percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat manusia berdosa.

      Yesus membenarkan pernyataan iman ahli Taurat terhadap hukum Taurat Musa, karena taurat Musa adalah berasal dari Bapa melalui Sang Firman (Yesus) itu sendiri. Tetapi Yesus tidak membenarkan ketidakpercayaan dan penolakan mereka terhadap Mesias (Yesus), dan Yesus juga mengkritik dengan keras kemunafikan hidup mereka.

      Benar, karena Allah memang esa (echad-Ibrani). Tritunggal bukan tiga Allah yang terpisah, tetapi satu hakekat Allah yang di dalam diri-Nya terdapat tiga Pribadi berbeda.

      Hapus
  2. Pertanyaan kedua saya pak, anda menjelaskan konsep ketuhanan Yesus dengan menggunakan teori2 filsafat.. apakah maksud anda, Yesus tidak pernah mengungkapkan secara langsung, bahwa dirinya adalah Allah? Kalau pengungkapan Yesus memang ada, anda tidak perlu berfilsafat menjelaskannya.. cukup anda menunjukkan ayatnya, masalah selesai..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yesus pernah berkata kepada murid-murid-Nya bahwa Dia adalah Tuhan dan Guru mereka. Kata Kurios (Tuhan) yang digunakan oleh Yesus sama sekali tidak bermakna sebagai tuan, tetapi benar-benar Tuhan. Dalam bahasa Ibrani istilahnya adalah Adonay. Tetapi, tidak seperti pendeta-pendeta atau teolog atau pun apologet Kristen yang lainnya, yang selalu berapologetika pakai data-data atau bukti-bukti semacam itu, saya menggunakan apologetika presaposisi (artinya pakai pendekatan worldview [wawasan dunia]. Sy ingin menghadirkan seluruh bangunan Trinitarian untuk diperhadapkan kepada Tauhid untuk menguji konsistensi folosofisnya. Maka jika Pak Permadi perhatikan di dalam dialog kemarin dimana sdr Gratia perang data-data dan bukti-bukti dengan bapak Moch Ali, saling berbalas data semacam itu bagi saya tidak terlalu signifikan di dalam berdialog. Karena, data-data bisa dimanipulasi dan bisa ditafsirkan menurut kehendak masing-masing. Sy tidak anti data-data dan bukti-bukti, tetapi sy gunakan data-data dan bukti-bukti itu untuk membangun satu bangunan worldview, lalu kemudian sy berapologetika dengan worldview tersebut. Sejujurnya, argumentasi-argumentasi sy kemarin sama sekali belum disinggung dan dibalas oleh baik bapak Koco maupun oleh bapak Ali.

      Saudara berkata bahwa cukup tunjukkan ayatnya dan selesai. Tidak segampang itu, Karena ayat-ayat itu bisa dimanipulasi dan ditafsirkan menurut kehendak sendiri. Bukti, Yesus jelas pernah berkata bahwa Dia adalah guru dan Tuhan, tetapi saudara-saudara Muslim menafsirkan istilah Tuhan di sana sebagai tuan. bapak Sukoco bahkan melampaui hal itu, dengan mengatakan bahwa kita hanya pakai istilah Allah, Tuhan itu tidak usah dipakai.

      Maka, argumen sy adalah bahwa seluruh perbuatan dan sifat-sifat Yesus (walaupun sebagiannya adalah bersifat manusiawi karena Dia juga adalah manusia 100%), menunjukkan ke-Allahan-Nya. Itu sebabnya orang Yahudi melihat Dia sebagai penghujat Allah dan mereka salibkan Dia. Pernyataan Akulah roti hidup, Akulah jalan dan kebenaran dan hidup, Akulah terang dunia, Akulah kebangkitan dan hidup, tidak berhak diucapkan oleh manusia mana pun, kecuali Dia adalah Allah sendiri. Nah, Yesus ucapkan hal itu semua. Hanya 3 ada kemungkinan. 1)Dia menghujat Allah. 2)Dia gila 3)Memang Dia adalah Allah.

      Hapus
  3. Terimakasih Pak Yanto, atas jawaban yang diberikan. Saya akan coba menanggapi jawaban anda.

    Yesus membenarkan pernyataan iman ahli Taurat terhadap hukum Taurat Musa, karena taurat Musa adalah berasal dari Bapa melalui Sang Firman (Yesus) itu sendiri.
    ===
    Tanggapan saya: Yesus sebenarnya memiliki kesempatan untuk membenarkan pernyataan iman tersebut apabila memang tidak benar, tetapi mengapa Yesus malah membenarkannya ? Siapa yang menanggung dosa ahli taurat tersebut bila sampai mati dia tidak percaya Yesus adalah Allah ? Dia siap bersaksi bahwa pernyataan imannya telah dibenarkan oleh Yesus sendiri.
    =====

    Tetapi Yesus tidak membenarkan ketidakpercayaan dan penolakan mereka terhadap Mesias (Yesus)
    =====
    Tanggapan saya : saya setuju dengan pendapat Bapak. Yesus memang tidak membenarkan penolakan ahli2 taurat terhadap kemesiasan Yesus. Tetapi Mesias tidak berarti Ilahi, dalam PL ada beberapa orang yang Mesias, tetapi tidak ilahi.

    ======
    dan Yesus juga mengkritik dengan keras kemunafikan hidup mereka.
    ======
    Tanggapan saya : saya juga setuju dengan Bapak. Yang dikritik oleh Yesus adalah "kemunafikan" hidup mereka, yang menjadikan taurat hanya sebagai upacara ibadah saja, tetapi tidak ditampakkan dalam perbuatan mereka sehari-hari..
    Tetapi harap diperhatikan juga, bahwa Yesus tidak mengkritik keimanan mereka, bahkan Yesus menyuruh murid2nya mengikuti ajaran2 mereka, bukan perbuatan mereka yang penuh kemunafikan (mat 23 ayat 2-3)

    BalasHapus
  4. Trima kasih, tetapi bukan hanya kemunafikan mereka yang Yesus kritik, jika anda perhatikan Injil Yohanes, di sebagian besar bagiannya, Yesus berdebat dengan orang-orang Yahudi karena orang-orang Yahudi menganggap pernyataan-pernyataan Yesus menghujat Allah. Kritikkan Yesus yang paling keras terhadap mereka adalah ketika Dia mengatakan bahwa orang-orang Yahudi yang menolak Dia itu sebagai anak-anak Iblis. Yesus berkata, "Bapamu adalah iblis." Jadi, Yesus juga menegur keras ketidakpercayaan mereka atas klaim-klaim ke-Allahan-Nya. Coba buka tulisan sy yang lain di blog ini yang judulnya :"Benarkan Yesus Allah?" Dan, untuk diskusi yang lebih dalam sy anjurkan untuk membca buku "Jesus Among Other Gods" karya Ravi Zacharias. Sdh diterjemahkan dan diterbitkan dalam bahasa Indonesia oleh penerbit pionir jaya dengan tetap menggunakan judul bahasa Inggrisnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yesus berkata, "Bapamu adalah iblis." Jadi, Yesus ,juga menegur keras ketidakpercayaan mereka atas klaim-klaim ke-Allahan-Nya.
      ===
      Tanggapan saya: baca yoh 8 mulai ayat 37. Mengapa Yesus menyebut mereka sebagaai anak Iblis ? sebab mereka "berusaha membunuh Yesus". bukan karena tidak percaya klam2 ke-Allahan Yesus..

      Sebab jikalau sekiranya kamu anak2 Abraham, tentu kamu mengajarkan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham... (Yoh 8:39)

      Hapus
  5. Saudara berkata bahwa cukup tunjukkan ayatnya dan selesai. Tidak segampang itu, Karena ayat-ayat itu bisa dimanipulasi dan ditafsirkan menurut kehendak sendiri.
    ===
    Tanggapan saya : saya setuju.
    ===
    Bukti, Yesus jelas pernah berkata bahwa Dia adalah guru dan Tuhan, tetapi saudara-saudara Muslim menafsirkan istilah Tuhan di sana sebagai tuan.
    ===
    Tanggapan saya : apakah Bapak berpendapat bahwa Yesus sudah dianggap sebagai Tuhan oleh murid2nya ? Menurut saya pendapat ini adalah pendapat yang sangat naif sekali.. Apa komentar mereka ketika melihat Yesus berjalan di air ? mereka ketakutan seperti melihat hantu.. kalau mereka menganggap Yesus sebagai Tuhan, tentu para murid tidak akan heran, sebab Tuhan bisa melakukan apa saja..
    Banyak hal lain.. ketika Yesus melakukan mukjizat2, siapa yang dimuliakan ? Allah yang telah memberi kuasa kepada manusia Yesus, bukan Yesus yang dimuliakan..
    Ketika Yesus ketakutan dan berdoa kepada Allah, tidak ada murid yang bertanya, mengapa Tuhan takut dan berdoa kepada Tuhan yang lainnya ?
    Ketika Yesus dikabarkan meninggal dan muncul dihadapan murid2nya ? apa reaksi murid2nya ? mereka ketakutan seperti melihat hantu (manusia mati yang hidup kembali). ini menunjukkan bahwa para murid menganggap Yesus adalah manusia biasa.

    Tunjukkan ayatnya, yang menunjukkan sejak kapan pertamakali Yesus dianggap Tuhan oleh murid2nya ? Saya juga setuju dengan pak Koco, yang menyatakan bahwa bahkan Paulus tidak menganggap Yesus sebagai Tuhan yang sejajar dengan Allah. Yesus diangkat menjadi Tuan atas manusia mati dan hidup oleh Allah. Tetapi dalam pandangan kami, Paulus sudah menyekutukan Allah dengan makhluknya (Yesus).

    Yesus baru penuh menjadi Tuhan yang sejajar dengan Allah, pada konsili nicea 325.

    ====
    bapak Sukoco bahkan melampaui hal itu, dengan mengatakan bahwa kita hanya pakai istilah Allah, Tuhan itu tidak usah dipakai.
    =====
    Tanggapan saya : tidak masalah apakah istilah Tuhan dipakai atau
    tidak, hanya sekedar masalah label menurut saya.

    ======
    Maka, argumen sy adalah bahwa seluruh perbuatan dan sifat-sifat Yesus (walaupun sebagiannya adalah bersifat manusiawi karena Dia juga adalah manusia 100%), menunjukkan ke-Allahan-Nya.
    ===
    Tanggapan saya : seluruh perbuatan dan sifat2 Yesus menunjukkan ke-Allahan-Nya ? bisa ditunjukkan pak ? kalau sifat2 kemanusiaannya banyak sekali tersebar.
    ====
    Itu sebabnya orang Yahudi melihat Dia sebagai penghujat Allah dan mereka salibkan Dia.
    ====
    Tanggapan saya : ini adalah tuduhan yang dibuat buat oleh orang yahudi. Alasan sebenarnya adalah para imam yahudi panas karena sering dikritik, dan mereka melihat pengikut Yesus semakin lama semakin banyak..
    Masalah ini akan panjang bila diteruskan, saya berhenti disini dulu.
    ====
    Pernyataan Akulah roti hidup, Akulah jalan dan kebenaran dan hidup, Akulah terang dunia, Akulah kebangkitan dan hidup, tidak berhak diucapkan oleh manusia mana pun, kecuali Dia adalah Allah sendiri.
    ====
    Tanggapan saya :
    Pernyataan ini tercatat dalam injil Yohanes, apakah Bapak tidak merasa aneh, mengapa dalam injil Yohanes tiba2 saja Yesus sering berbicara dengan gaya bahasa filsafat yang tinggi ? sepertinya Yesus yang diceritakan berbeda dengan Yesus yang diceritakan dalam injil2 yang lain. Didalam Yohanes juga banyak tulisan2 yang berisi pemikiran2 Yohanes, bukan berasal dari Yesus.
    ====
    Nah, Yesus ucapkan hal itu semua. Hanya 3 ada kemungkinan. 1)Dia menghujat Allah. 2)Dia gila 3)Memang Dia adalah Allah.
    ====
    Tanggapan saya : saya lebih memilih kemungkinan ke-4) yang tertulis dalam injil bukanlah murni ucapan Yesus, tetapi tercampur dengan pemikiran2 dan ideologi penulisnya..
    Pendapat saya bukan hanya klaim kosong saja pak, untuk cerita2 tertentu yang menceritakan hal yang sama, para penulis injil menceritakan berbeda-beda. ini menunjukkan bahwa mereka bukanlah "saksi mata langsung", tetapi hanya pengumpul cerita dari cerita2 yang tersebar saat itu.

    BalasHapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  7. Anda masih terus berkutat pada data-data. Maksud sy jika data-data kita yang mendukung satu doktrin tertentu sangat valid, tetapi doktrin yang kita dukung itu penuh dengan kontradiksi maka doktrin yang kita dukung adalah irasional.

    Sekali lagi saya tidak mau berbalas-balas data. Tetapi, saya meminta anda untuk menunjukkan kontradiksi logis dari pernyataan "Allah adalah satu hakekat dan tiga Pribadi." Profesor filsafat mana pun tidak dapat menunjukkan kontradiksinya. Juga tunjukkan kontradiksi logis dari pernyataan Yesus adalah Allah. Sy yakin seribu persen professor mana pun tidak akan dapat membuktikan kontradiksinya.

    Tetapi sy coba menunjukkan satu kontradiksi yg sy ambil dari salah satu pernytaan saudara. Anda berkata, "Yesus baru penuh menjadi Tuhan yang sejajar dengan Allah, pada konsili nicea 325." Frase "menjadi Tuhan" itu di dalam dirinya berkontradiksi. kata "menjadi" itu memiliki pengertian temporal (fana), sedangkan kata "Tuhan" memiliki pengertian kekal. Anda menggabungkan dua kata dimana yang satunya (menjadi) bersifat temporal dan yang satunya lagi (Tuhan) bersifat kekal.

    Yang dapat dibenarkan secara logis itu adalah satu di antara keduanya: 1)Yesus adalah Tuhan, atau 2)Yesus bukan Tuhan sama sekali. Tidak boleh istilah menjadi Tuhan digunakan di sini. Dan, kami percaya bahwa Yesus itu adalah Tuhan. Sekarang tunjukkan kepada saya kontradiksi logis dari pernyataan "Yesus adalah Tuhan."

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sekali lagi saya tidak mau berbalas-balas data. Tetapi, saya meminta anda untuk menunjukkan kontradiksi logis dari pernyataan "Allah adalah satu hakekat dan tiga Pribadi." Profesor filsafat mana pun tidak dapat menunjukkan kontradiksinya. Juga tunjukkan kontradiksi logis dari pernyataan Yesus adalah Allah. Sy yakin seribu persen professor mana pun tidak akan dapat membuktikan kontradiksinya.
      ====
      Tanggapan saya : banyak sekali kontradiksi logis bila Yesus adalah Allah yang sejajar dengan Bapa..

      Saya tunjukkan satu saja :
      Yesus berdoa dengan ketakutan kepada Bapa.. ini menunjukkan bahwa Yesus memiliki kesadaran manusia, bukan kesadaran ilahi. Ataukah menurut anda Yesus sedang berakting di depan manusia ?

      ===
      Maksud saya dengan mengatakan Yesus baru penuh menjadi Tuhan Allah pada konsili nicea 325 adalah : pada konsili tersebut pertamakali manusia mengangkat Yesus sebagai Tuhan. tentu saja ini hal yang menggelikan, karena manusia mengangkat Yesus yang tidak pernah mengakui dirinya sebagai Allah, diangkat sebagai Allah oleh manusia.

      ===
      Kontradiksi logis Yesus adalah Tuhan dapat kita lihat dalam :
      1. Sikap, perbuatan, dan pernyataan2 Yesus semasa berdakwah
      2. Pernyataan2 Rasul Paulus, yang menganggap bahwa Yesus adalah Tuan bagi manusia, tetapi bukan Tuhan pencipta langit dan bumi.

      Saya akan uraiakan detil 2 pernyataan saya diatas kalau bapak menginginkan.. kali ini saya akan mengutip pernyataan Yesus, tentang siapakah Tuhan pencipta langit dan bumi :

      Mat 11:25 Pada waktu itu berkatalah Yesus: "Aku bersyukur kepadaMu Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.

      Apakah Bapak tidak merasa aneh, Tuhan yang bersyukur dan mengakui eksistensi Tuhan yang lainnya ?

      Hapus
  8. Anda mengatakan itu kontradiksi karena anda tidak paham bahwa Yesus adalah 100% Allah dan 100% manusia. Di dalam kemanusiaan-Nya wajar jika dia gentar dan takut karena esok harinya akan menghadapi salib. Justru takut dan gentarnya itu membuktikan bahwa Dia adalah 100% manusia. Dan jangan lupa bahwa di dalam kemanusiaan-Nya Dia harus menghadapi semua kesulitan itu untuk menebus manusia dari dosa-Nya. Karena Dia harus menghadapi kesulitan (salib; penderitaan) di dalam kemanusiaan-Nya demi menebus dosa manusia, maka kekuasaan ke-Allahan-Nya tidak ditunjukkan untuk membebaskan Dia dari penderitaan. Prinsipnya adalah, jika Yesus sebagai manusia tidak pikul salib (mengalami penganiayaan dan penderitaan sampai mati disalib), maka misi-Nya untuk menebus dosa akan gagal total. Itulah sebabnya maka natur manusia Yesus berdoa kepada Bapa di surga. Di mana tentu saja jika kita berbicara Bapa tidak mungkin dapat dilepaskan dari Allah Anak dan Roh Kudus. Intinya di sini, Ke-Allahan Yesus tidak boleh membebaskan Dia dari penderitaan kemanusiaan-Nya agar misi penebusan dosa tidak gagal. Jadi, dimanakah yang berkontradiksi?

    2. Yang mengatakan Yesus diangkat menjadi Allah itu saudara sendiri pak Permadi. Konsili dan kami orang Kristen tidak pernah menyatakan pernyataan kontradiksi semacam itu. Bagi kami Yesus adalah Allah yang kekal, tetapi yang sudah datang ke dalam dunia menjadi manusia. Sy kasih anda satu ilustrasi biar jelas. Jika saya memiliki emas murni (24 karat) 1 kilogram, dan saya mau jual, maka jelas orang-orang yang mau membelinya akan mengujinya. Mungkin bukan hanya satu kali, tetapi beberapa kali. Ketika sudah pasti bahwa yang saya jual memang benar-benar emas murni, mereka lalu memutuskan dengan satu pengakuan bahwa emas itu benar-benar murni. Pertanyaannya sekarang, apakah yang membuat emas yang saya jual itu benar-benar emas murni karena diakui oleh si pembeli, ataukah karena emas itu memang di dalam dirinya sendiri adalah emas yang murni. Jelas alternatif yang kedua yang tepat. Demikian juga dengan Yesus. Karena memang Dia adalah Allah yang kekal maka konsili mengakui Dia adalah Allah yang kekal. Dan bukan karena diakui di konsisli maka Yesus jadi Allah. Di sini logika saudara yang terbolak-balik. jadi, dimanakah kontradiksinya?

    3.Sekali lagi logika anda yang terbalik. Klaim Yesus bahwa Dia adalah kebangkitan dan hidup, jalan dan kebenaran dan hidup, terang dunia dsb. hanyalah merupakan klaim yang boleh diucapkan Allah. Karena itu Yesus adalah Allah. Kemudian, Yesus juga makan dan minum, dan pada akhirnya mati disalib, membuktikan bahwa Dia juga adalah 100% manusia. Jadi Yesus berdasarkan klaim keAllahan-Nya adalah Allah, dan berdasarkan kelahiran dan kematian-Nya di bumi adalah manusia 100%. Dimanakah yang berkontradiksi? Perhatikan baik-baik. Kontradiksi itu terjadi jika saya mengatakan berdsarkan klaim Yesus yang mengatakan bahwa diri-Nya adalah kebangkitan dan hidup dsb. maka Yesus adalah Allah sekaligus manusia. Ini jelas berkontradiksi. Atau, jika saya berkata, berdasarkan karena Yesus pernah hidup dan mati di bumi, maka Dia adalah manusia sekaligus adalah Allah. Sekali lagi ini kontradiksi. Tetapi, jika dikatakan bahwa berdasarkan klaim ke-AllahanNya Yesus adalah Allah, dan berdasarkan kehidupan-Nya sebagai manusia di bumi, Yesus adalah manusia, yang berarti bahwa Dia memiliki dua natur (yakni Allah dan manusia) yang bersatu di dalam Pribadi Yesus, dimana kedua natur itu tidak bercampur, tidak berubah, tidak terpisah dan tidak terbagi, maka dimanakah kontardiksi logis dri pernyataan ini?

    Maka pak Permadi yang saya hormati, sebelum mengkritik, pahami dulu baik-baik doktrin Kristen.

    BalasHapus
  9. Anda belum memahami doktrin Tritunggal sebagaimana dipahami orang Kristen. Jelas saja Yesus sedang berdoa kepada satu Pribadi yang lain (yakni Bapa), dan bukan kepada eksistensi yang lain. Yesus sedang berdoa kepada Bapa ytang sehakekat dengan Diri-Nya, bukan kepada eksistensi lain. Dan, walaupun yang berdoa itu adalah Pribadi Yesus, tetapi Dia sedang berdoa mewakili natur manusia-Nya, yang sedang menjalankan misi kemesiasan-Nya untuk menebus dosa manusia.
    Dan agar saudara pahami dengan jelas, bahwa Yesus sebagai Allah yang kekal sudah berelasi dan berbicara dengan kedua Pribadi lain-Nya yakni Bapa dan Roh Kudus di dalam kekekalan. Prinsip relasi dan kasih inilah yang mustahil ada jika Allah itu adalah monoteisme mutlak sebagaimana yang saudara pahami.

    BalasHapus
  10. Sebelumnya saya minta maaf atas ke tidak tahuan saya, karena saya bukan ahli al-kitab maupun ahli al-quran. tp ini kesan saya sebagai orang awam pas pertama kali membaca al-kitab pada
    "Kejadian : (1) Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi."

    Itu kan yg membaca kita/manusia, sedangkan yg menyatakan atau mungkin menulis "Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi" itu siapa?
    apakah Allah itu sendiri atau yesus atau org yg menulis kitab itu sendiri seolah2 dia sedang bercerita?

    Jika Allah yg menyatakan, seharusnya kalimatnya itu "Pada mulanya Aku menciptakan langit dan bumi".
    Lalu jika yesus yg menyatakan, seharusnya kalimatnya itu ""Pada mulanya Allah bapa menciptakan langit dan bumi"
    Serta jika itu memang seseorang/manusia yg sedang bercerita dia pasti akan menulis "Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi" sesuai dg al-kitab

    pertanyaan lg, jika memang itu tulisan manusia yang sedang menceritakan kehebatan Allah karena menciptakan langit dan bumi, apakah itu pantas dimasukan kedalam suci?

    sekali lagi saya mohon maaf, dengan ilmu yang sangat terbatas dan keingin tahuan yg sangat besar ini, saya mohon penjelasannya.. semoga bermanfaat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas kejujuran anda. Yang menulis Alkitab adalah Musa, dan ditulis atas inspirasi atau ilham dari Tuhan Allah. Karena diinspirasikan oleh Allah, maka Musa menulis dengan tepat dan benar, sesuai dengan kejadian penciptaan yang sesungguhnya.

      Hapus
  11. Saya mengutip dari Dr. Zakir Naik

    Gospel Yohanes 16:7
    (7) Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.

    Gospel Yohanes 16:12-14
    (12) Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya.
    (13) Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.
    (14) Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku.

    apa itu "Roh Kebenaran",apakah roh Kudus?
    apa itu "Penghibur", apakah roh kudus?

    Kalo anda bilang "Roh Kebenaran" & "Penghibur" itu roh kudus.. berarti anda telah membantah pernyataan yg mengatakan Bapa, Firman & Roh kudus itu satu kesatuan TIDAK DAPAT DIPISAHKAN. karena "Roh Kebenaran" & "Penghibur" akan datang setelah yesus tiada di bumi.

    Dan Roh kudus itu sudah ada sebelum yesus datang, Roh kudus itu ada selama yesus ada. dia telah ada di rahim elizabeth, dia ada ketika yesus di baptist, jadi bagaimana mungkin "Roh Kebenaran" & "Penghibur" adalah roh kudus yang datang setelah yesus?

    lalu siapa "Roh Kebenaran" & "Penghibur" ini? ini mengarah kepada Nabi Muhammad SAW. dan itu dipertegas dengan banyak ayat yg menyebutkan hal tersebut yakni dalam Injil Ulangan 18:18, Ulangan 18:19, Yesaya 29:12, Kidung Agung 5:16, di perjanjian baru Gospel Yohanes 14:16, Yohanes 15:26, Yohanes 16:7, Yohanes 16:12-14, semua ayat itu membicarakan tentang Nabi Muhammad SAW.

    Sekarang saya bertanya kepada anda, jika anda beriman pada Bibel, ketika yesus kristus menurbuatkan kedatangan Muhammad SAW kenapa anda tidak mempercayai Yesus bahwa nabi Muhammad adalah Rasul Terakhir?

    Tentang nama muhammad ada dalam kidung agung 5:16, dan dikutip dlm bahasa Ibrani "hikkow mamtaqqim, wekullow MAHAMDDIM zeh dowdi wezeh re'i benowt yerusalim."

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anda benar-benar tidak memahami kemahahadiran Allah (Allah Tritunggal). Jika Roh Kudus yang dijanjikan Yesus sebagai Penghibur, kedatangan Roh Kudus ke dalam hati orang-orang percaya, sama sekali tidak memiliki makna bahwa di surga itu kosong Roh Kudusnya. Justru karena Roh Kudus juga adalah 100% Allah yang tidak terbatas, maka Dia tetap bisa berada di surga, dan sekalisgus berada di mana-mana, dan juga sekaligus berada di dalam hidup orang-orang percaya. Jadi, Yesus tidak menubuatkan Muhammad, tetapi mengenai kedatangan Roh Kudus yang disebut sebagai Penghibur.

      Hapus
  12. injil matius 24:36. yesus sama sekali tidak mengetahui hari kiamat :
    Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu,
    malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri." (Matius 24:36)

    Padahal dia merupakan satu kesatuan dg Bapa dan roh kudus.
    Pasti anda menjawab : ya waktu itu kan yesus sedang jadi manusia 100%.
    ya walaupun dia manusia 100% itukan hanya wujudnya 100% manusia, tidak perkataan nya yg bukan perkataan manusia melainkan firman,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anda membuat pertanyaan, lalu anda jawab sendiri. Tentu saja jawaban saya tidak seperti itu. Anda harus paham bahwa keduaan natur Kristus tidak bermaksud bahwa keilahian-Nya yang 100% berubah menjadi kemanusiaan-Nya. Ini salah. Yesus memiliki dua natur, 100 manusia, dan 100% Allah. Kedua natur ini bersatu dalam satu pribadi LOGOS, tetapi tidak bercampur atau membaur. Identitas masing-masing natur tetap dipertahankan. Jadi Yesus di dalam natur AllahNya, adalah maha tahu. Sedangkan di dalam natur manusiaNya adalah tidak maha tahu.
      Dan, yang anda harus pahami adalah, bahwa kedatangan Yesus ke dalam dunia adalah dalam rangka perendahan diri-Nya untuk menebus manusia berdosa. Jadi di dalam kemanusiaanNya Dia melayani sampai mati disalib. Di dalam konteks inilah Dia menjawab "tidak tahu". Tetapi Yesus di dalam keilahian-Nya tentu saja maha tahu.

      Hapus
  13. Mhn maaf sebelumnya.. saya barusan telah membaca posting ini hingga koment terakhirnya dan mohon izinkan saya untuk turut memberi komentar.. Tak ada maksud lain kecuali ingin mendapatkan kebenaran yang hakiki..
    Saya merasa ada yang mengganjal, terutama menyangkut ulasan2 filsafat yang membingungkan dari bapak "gkkrmedia"..
    1) Dikatakan bahwa dalam diri Yesus ada 3 pribadi tapi satu hakekat.. diantaranya adalah pribadi ilahiah dan pribadi kemanusiaan.. satunya lagi kurang jelas (pribadi yang mewakili unsur roh kudus).. Diuraikan bahwa pribadi2 tersebut seakan-akan terpisah, krna dalam prakteknya masing2 terlihat berdiri sendiri sesuai naturnya.. itu berarti natur menjadi pembatas yang membuat ketiga pribadi itu tidak saling terintegrasi.. ini bertolak belakang dengan konsep echad (unity) yang diulas sebelumnya.. Pertanyaannya: yang dimaksud satu hakekat itu apa? saya ingin sebuah jawaban yang lebih jelas dan bisa dicerna, agar tidak semakin bingung
    2) Dikatakan bahwa Yesus 100% manusia dan 100% Tuhan.. Trus yang satunya lagi (pribadi ke tiga) berapa persen? jika "persentasi" di atas merupakan nilai proporsi dari satu hakekat, harusnya nilai maksimal berada pada angka 100%.. Sementara hitungan di atas telah melebihi itu, sebuah logika matematika yang implementasinya membingungkan
    3) Dikatakan pula bahwa tujuan kedatangan Yesus ke dalam dunia adalah dalam rangka perendahan diri Tuhan untuk menebus manusia berdosa. Smpai sebegitukah Tuhan? Apa esensinya sehingga Tuhan harus merendahkan diri? Hebat betul manusia yang berdosa? menurut saya ini bangunan logika yang cukup aneh..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Untuk pernyataan Anda yang pertama: Itu kata anda sendiri. Orang Kristen tidak pernah berkata bahwa Yesus adalah tiga pribadi dan satu hakekat.Jadi, buatlah pertanyaan atau pernyataan yang benar, maka Anda akan ditanggapi secara benar juga.

      Untuk pernyataan nomor dua: Lagi-lagi Anda mempermasalahkan rumusan yang Anda buat sendiri, yang tidak ada hubungannya dengan ajaran Kristen mengenai Allah Tritunggal dan mengenai Yesus Kristus. Jadi, sekali lagi, buatlah pernyataan yang sesuai dengan doktrin Kristen - jangan anda buat sendiri - maka Anda pasti mendapatkan tanggapan yang sesuai dan benar.

      Hapus
  14. bapak gkkr , mohon penjelasannya, saya masih remaja dan menuju dewasa , saya ingin mencari kebenaran dari seiap agama dan memilih agama yang tepat. saya sudah membaca ulasan diatas dan masih bingung bapak dari gkrr bilang "Lagi-lagi Anda mempermasalahkan rumusan yang Anda buat sendiri, yang tidak ada hubungannya dengan ajaran Kristen mengenai Allah Tritunggal dan mengenai Yesus Kristus" yang dimaksud disini perhitungan matematika bukan? matematika juga ada prof. dan penemunya bukan? matematika juga sebuah ilmu bukan? bukankah semua ilmu berasal dari tuhan yang juga menciptakan langit dan bumi dan kitab kitab yang diturunkan? bukankah agama juga sebuah ilmu yang berguna menuntun kita? bukankah semua ilmu itu disusun berdasarkan logika? lantas kenapa saudara gkrr memisahkan dan membedakan ilmu fisafat yang anda gunakan untuk menjelaskan wujud tuhan dengan ilmu matematika yang digunakan saudara steven? bahkan anda mengatakan "rumusan yang anda buat sendiri" bukankah saudara steven dan para pakar filsafat yang anda kutip dan jadikan pedoman juga seorang manusia? lalu apakah yang membedakanya?

    BalasHapus
  15. selanjutnya tuhan tritunggal itu kekal bukankah seharusnya tuhan tidak terikat ruang dan waktu ( merujuk kata kekal)? jika salah satu wujud tuhan adalah 100% manusia , bukankan manusia itu terikat ruang dan waktu?

    jika anak allah hanya perwujudan sebagai bentuk kasih sayang bapa allah untuk menebus dosa manusia dan menajdi manusia yang otomatis terikat ruang dan waktu . berati yang kekal tinggal 2 bapa allah dan roh kudus yang tidak terikat ruang dan waktu. lalu bukankah hal ini kontradiksi dengan penjelasan tritunggal yang kekal (karena yang kekal hanya dua jadinya bapa dan roh?

    selanjutnya kenapa yesus pembawa injil berbeda dengan pembawa taurat zabur dan quran? hanya yesus yang dianggap tuhan . kenapa embawa kitab yang lain tidak dianggap tuhan?

    apakah karena kitab-kitab itu berbeda? tetapi pada kenyataanya isinya hampirlah sama tujuannya juga sama membimbing kearah kebaikan?

    jika bapa menganalogikaan "Saya yang satu ini, merupakan satu kesatuan dari tubuh dan jiwa saya. Tubuh saya merupakan satu kesatuan dari berbagai anggota dan elemen tubuh saya. Dan bahkan anggota-anggota tubuh saya masih dapat dijelaskan keragaman elemen-elemen kimianya. Demikian juga dengan jiwa saya yang merupakan kesatuan dari elemen-elemen seperti pikiran, emosi, kehendak, hati nurani, kerohanian dan sebagainya. Dan salah satu dari elemen-elemen ini juga tetap tidak dapat disebut sebagai satu ketunggalan yang mutlak. Pikiran saya, sebagai contoh, masih dapat disebutkan lagi keragamannya, misalnya pikiran saya yang berfungsi mengelola bahasa, seni, dan sastra yang dapat dibedakan dari pikiran saya yang mengelola hal-hal yang bersifat logis dan pasti"

    jika dirunut dari bawah bukankah sebenarnya semuanya itu satu?
    anda memisahkan pikiran dengan anggota tubuh yang lain bahkan jiwa hati nurani dll. secra ilmu ketersusunan diri kita memang benar kita terdiri dari semua itu lalu bagamana dengan logika sebab akibat dari semua hal yang tersusun itu? apakah anda dapat memisahkannya ataukah pada akhirnya akan menuju ke satu hal yang tunggal? misal dari semua yang menyusun tubuh kita siapakah yang mengendalikan? banyak orang bilang roh kita yang mengendalikan? ada berapa rohkan didalam tubuh seseoang? bukankah satu? buktinya mungkin manusia hanya hidup satu kali karena ketika satu roh dicabut sekali maka orang tersebut tidak akan bisa hidup lagi. dan semua penyusun tubuh kita akan terurai tidak ada emosi pikiran dll. secara ilmiah apakah ada ilmu yang menjelasakan ada berapa wujud roh manusia? jika ada yang bilang roh jahat baik dll itu wujud roh apakah sifat roh?

    kembali lagi bukankah alam semesta juga terikat ruang dan waktu?

    apakah contoh dan analogi manusia yang intinya hanya ada roh ini juga bisa menggambarkan alam semesta yang tersusun dari berbagai hal termasuk kita manusia didalamnya? apakah itu berarti hanya ada satu roh yang mengatur alam semesta yang kekal( tidak terikat ruang dan waktu)? kalau iya bagaimana dengan wujud tuhan sebagai manusia (manusia salah satu isi alam semesta yang terikat ruang dan waktu) ?

    BalasHapus
  16. Trimakasih banyak sebelumnya semoga saya mendapatkan pencerahan dari semua pertanyaan yang muncul dihati dan pikiran saya :) trimakasih banyak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Banyak konteks pengertian kata "Tuhan" dalam agama. Dalam agama Yahudi, sangat jelas bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Tuhan Allah itu sendiri. Ini mungkin terkesan aneh. Tapi inilah kondisi manusia sebelum jatuh dalam dosa. Tentulah tadinya tujuan manusia diciptakan seharusnya lebih tinggi dari malaikat. Kecuali kalau kita yg merasa malaikat itu sama dengan Tuhan sendiri. Namun semua ini rusak karena dosa Adam. Nah... Dari tujuan awal penciptaan saja misalnya sudah jelas bahwa Adam tadinya semacam "tuhan" bagi alam bumi jika tidak jatuh dalam dosa. Nah... Saya kira kalau kita memahami konteks ini kita nggak akan bingung. Boleh saja kita menilai Yesus sebagai tuhan Yesus. Namun yg pasti Dialah pengganti Adam. Bukan kayak kita yg dari lahir sdh dikuasai dosa dan masuk jalur dan terhisab di dalam Adam. Buktinya masih bisa mati jasmani.

      Hapus
  17. Komentar anda terlalu panjang. Coba sekarang buat satu pertanyaan pendek, lalu kemudian kita bahas bersama. Thanks!

    BalasHapus
  18. Χ©ΧœΧ•Χ/ Shalom. Orang Yahudi setiap awal ibadahnya selalu mengucapkan kalimat Shema Yisrael yang terdapat dalam Ulangan 6 ayat 4. Yesus juga pernah mengutip ayat ini dalam Markus 12 ayat 29 ketika menjawab pertanyaan dari seorang ahli Taurat tentang hukum yang utama. Berikut teks Ibrani dan cara mengucapkannya dengan mengikuti aturan tata bahasa Ibrani πŸ‘‡πŸ»

    Teks Ibrani, " שמג Χ™Χ©Χ¨ΧΧœ Χ™Χ”Χ•Χ” ΧΧœΧ”Χ™Χ Χ• Χ™Χ”Χ•Χ” אחד. "

    Cara mengucapkannya, " Shema Yisrael YHWH ( Adonai ) Eloheinu YHWH ( Adonai ) ekhad. "

    Dilanjutkan dengan mengucapkan berkat : " Χ‘Χ¨Χ•Χš שם Χ›Χ‘Χ•Χ“ ΧžΧœΧ›Χ•ΧͺΧ• ΧœΧ’Χ•ΧœΧ Χ•Χ’Χ“. " ( barukh Shem kevod malkuto, le'olam va'ed )

    Χ©πŸ•Ž✡️πŸŸπŸ––πŸ»πŸ“œ✝️πŸ—Ί️πŸ•Š️πŸŒΎπŸ‡πŸŽπŸπŸ₯›πŸ―🍷

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil Muriwali Yanto Matalu (MYM)

Muriwali Yanto Matalu (MYM) adalah seorang penulis serta pendiri dan ketua Yayasan Gerakan Kebangunan Kristen Reformed (GKKR), juga p endeta di Gereja-Gereja Reformasi di Indonesia (GGRI).  Saat ini sedang riset Ph.D. dalam bidang teologi sistematika di Theologische Universiteit Utrecht (dulu namanya TU Kampen), Belanda. Supervisors: Prof. Dr. Hans Burger, Prof. Dr. A.L. Th. (Ad) de Bruijne (Theologische Universiteit Utrecht), Prof. Dr. Joke Van Saane (Vrije Universiteit Amsterdam). Subyek: “Emotions in the Thought of Jonathan Edwards and Sarah Coakley: A Comparison.” Menyelesaikan S1 teologi di STT Salem, Malang, 2006.  Menyelesaikan M.A. dalam bidang teologi (Master of Intercultural Reformed Theology – MIRT) di Theologische Universiteit Utrecht, Belanda, 2016. Articles in Journals: 1. "The Significance of the Propositional Truths in Christian Faith." Verbum Christi   Vol. 3, No. 1 (2016): 71-89. 2. "The Significance of the Van Tillian Method in Apologetics w

Apa Itu GKKR?

GKKR (Gerakan Kebangunan Kristen Reformed) dimulai oleh Muriwali Yanto Matalu beberapa bulan sebelum menyelesaikan program sarjana teologi di STT SALEM Malang, tepatnya pada tanggal 6 Maret 2006. Gerakan ini adalah satu gerakan kebangunan teologi sistematika dan apologetika Reformed yang dikombinasikan dengan penginjilan, kebangunan rohani, dan mandat budaya. GKKR adalah yayasan berbadan hukum dan terdaftar di Kemenkumham. VISI & MISI Kami melihat bahwa kondisi Kekristenan saat ini baik di dalam iman sejati, pengetahuan akan kebenaran firman, maupun kehidupan moralnya, sungguh sangat menurun. Teologi Liberal masih bercokol di dalam gereja-gereja tertentu dan penekanan pada emosi secara ekstrim di dalam Gerakan Kharismatik menghasilkan kekacauan doktrin sehingga melemahkan iman Kristen yang sejati. Bangkitnya Gerakan Zaman Baru ( New Age Movement ) yang bersifat panteis, yakni percaya bahwa segala sesuatu adalah allah, dan filsafat postmodern yang memaksa kemutlakan kebenaran Alla